Minggu, 08 Maret 2015

Cowok Humoris vs Cowok Coll

COWOK HUMORIS VS COWOK COOL


Saya sedih melihatmu memperhatikannya terus, tapi dia tidak pernah balik memperhatikanmu. Dia malah terkesan sombong dan angkuh saat kamu mendekatinya. Tapi kamu tidak pernah menyerah mengejarnya....

Berhentilah sayang, kamu hanya buang-buang energi buat dia. Teriak batinku.

Jika cowok yang kamu suka bersikap cool dan arogan, saya akan bersikap sebaliknya. Saya akan menjadi cowok humoris untuk menghibur hari-harimu. Karena saat kamu tertawa bahagia dan lepas, saat itulah saya merasa puas. Karena bagi saya membuat orang yang kita cintai bahagia merupakan tujuan utama mencintai. Meski kamu tidak pernah tahu seberapa besar aku mencintaimu...

Saat kami sedang tertawa terbahak-bahak di halaman kampus karena ulahku yang konyol dia mendadak specless dia dan kurang fokus melihat Ryan keluar dari mobil sedan merah. Cowok itu terlihat sangat fresh, banyak teman dan beberapa cewek yang menyapanya. Ryan adalah cowok populer dikampus itu. Dia terkesan memilih teman selevel dengannya. Semua temannya memiliki hobby yang sama, pecinta otomotive. Sempat terdengar kabar dia juga suka balapan liar.

Sementara aku, cuma motor matic butut yang aku punya...

"Udah ya, Le. Gue temuin Ryan dulu. Tugas kampusnya ada sama gw." Kata Gendis seraya berdiri dan meninggalkan aku yang sedang duduk berdua dengannya.

"Kok bisa sama lo?" Tanya saya heran, mungkin sedikit cemburu.

"Iya, kemarin dia ngadaain pengumuman di kantin. Katanya siapa yang bisa bantuin bikin tugas kampusnya bisa dianterin pulang pakai mobilnya. Kebetulan gw bisa. Makanya gue bantuin dia. Sekarang tugasnya udah selesai dan mau gue serahin ke dia...."jawab Gendis sambil berlalu.

"O..." kok Gendis sampai segitunya.

Tidak beberapa lama teman-teman saya menghampiri.

"Gimana bro, udah ngefek belum. Kok Gendis masih deketin Ryan?"

"Udahlah Bro, cari cewek lain aja...."

"Nggak bisa. Gue sayangnya sama Gendis. Gw nggak bisa paksain hati buat jatuh cinta sama yang lain...."

Pulang kampus, saya mengikuti Gendis masuk dalam mobil Ryan. Mobil itu jalan semetara saya dibelakang. Tidak berapa lama mobil itu berenti dan Gendis turun. Entah apa yang terjadi, menurut dugaan saya Ryan hanya memanfaatkan Gendis, Ryan tidak suka Gendis dan menurunkannya dipinggir jalan. Saya mendengar Gendis bicara.

"Ga apa2 kok. Emang nggak ada angkot daerah sini, tapi aku bisa naik ojek, mungkin agak kedepan ojeknya ada. Kamu duluan aja, nggak apa-apa kok."

"Oke, thanks a lot ya. Hati2 kamu."

"Iya."

"Oh ya, nanti kalo ada tugas lagi aku minta tolong kamu ya..."

"Iya! Beres,"jawab Gendis.

Ryan pun pergi.

Saya tarik gas motor dan menghampiri Gendis.


"Eh Aldy, kamu kok disini...?" Tanya Gendis .

"Iya, kebetulan lewat aja..." terpaksa saya berbohong. "Kamu katanya bareng Ryan. Kok malah disini, mana Ryan....?"

"Anu....Ryan katanya ada balapan sama teman-temannya...."

YA ampun Gendis, kasian banget kamu...." ya udah ikut gw aja, gue anterin sampai rumah. Tapi kita makan dulu ya....kamu pasti laper...." Saya lihat bibir Gendis kering dan agak pecah, matanya juga layu, Gendis pasti laper.

"Boleh...."

Gendis, sampai kapan kamu mau berhenti mengejar Ryan dan menerimaku. 
Tapi jika kamu terus mengharapkannya tidak apa, buatku kamu bahagia aja udah cukup, sampai kamu sadar  orang yang sibuk membahagiakanmulah yang mestinya kamu pilih...














cowok cool cow ok humoridcowok cool vs cowok humoris