NELANGSA
Bagai layang-layang ia
telah putus dan jauh pergi
Kini aku tak akan
mampu melihatnya lagi…
…
Sekarang aku sendiri…
Tak ada lagi yang mengucapkan selamat pagi, udah
makan belum, I love you…. I miss you…
Dia pergi bersama
orang lain,
orang yang baru
dikenal
kemudian secepat itu
memutuskan untuk tinggal bersamanya…
Dia meninggalkanku…
Senin
pagi.
Lagit
masih biru, mentari pun masih cerah hanya wajahku yang murung dan merasa
kehilangan banyak hal, ya cintaku telah pergi untuk selama-lamanya…
Kemarin,
malam minggu, aku menelponnya, dia berada diluar kota bersama pacar barunya, musik hingar-bingar
terdengar berdentang diantara suaranya yang teriak, dia bilang, “aku lagi dugem
sama pacar baruku!!!!!!”
Aku
sangat sock mendengarnya, dia tak pernah mabuk, tak pernah melakukan perbuatan
yang dilarang agama, ibadahnya rajin, dan malam itu aku sedang menunggunya,
seperti biasa menjemputku, nge-date,
tapi kini tidak lagi, sejak pertengkaran itu…
“Kamu
dimana?” tanyaku, kusembunyikan lirih dan gejolak emosi karena rindu padanya…
“APA?”
teriaknya tak dengar karena suara musik je-dag je-dug begitu keras.
“Kamu
dimana?!!!!” ulangku lebih keras.
“Ohhh…
aku lagi dugem….?”
“Apa?!”
“DUGEM!!!!!”
“Dugem?!!
Sama siapa???!!!”
“Pacarku?!!!!!”
“…..”
Lidahku tersekat.
“Aku
lagi dugem sama pacarku….!!!! Pacar baruku, dia kerja di Bandung , aku dimintanya kemari, dia ngajak
aku dugem juga….!!!! Kamu lagi apa…?”
Aku
diam sejenak kemudian menjawab pelan, tanpa energi, malu tidak ada yang ngajak
jalan, “…Aku dirumah…”
“Apa?
Ga denger…!!!!!!”
Aku
mencoba tegar kembali, “Ya udah, kamu met senang-senang ya…bye!”
Klik!
Telepon mati.
Sunyi.
Hanya
suaraku yang terisak, dan tangisku meledak didalam kamar, kututup wajahku
dengan bantal membiarkannya basah dengan tangis…
********
Senin
pagi ini ku berangkat kekantor, kutatap mentari yang cerah membakar, ku senyum
rapat berusaha menerima kebebasan, walau isak dan tangis masih menggelayut
dihati…
Orang-orang
disekitarku mengeluh karena mentari pagi ini lebih panas dari biasanya, namun
yang kursakan hanya beku dan dingin…
Tersudut
di pojok kursi diangkot, menatap pilu keluar jendela mobil, menatap polusi
udara yang keluar dari rongga-rongga kenalpot, memenuhi ruang-ruang bebas
manusia, mengkotaminasi oksigen dengan racun yang kita hirup. Namun manusia
telah gebal seberapa tebal pun polusi itu.
Tatapanku
kosong, pikiranku entah kemana…
Dihati
sedikit masih ada harapan dia akan menelpon ku lagi dan mengatakan, “met pagi
cinta… udah dimana? Udah sarapan blum?...maaf ya semalam aku cuma ngerjain kamu
kok, hehehehe… kena deh!”
Hiks…
Sedih…
Aku
tak berani menatap handphone, karena
hanya kesedihan yang menyayat, dia yang biasanya bawel, marah kalau teleponnya
telat kujawab, marah kalau sms tak kubalas, dan yang paling cewet kalau aku tak
menelponya saat pulsanya habis… ah, pacarku kau begitu membekas dibenakku…
Tapi
aku sendiri sekarang, sendiri…
Teman-teman
seusiaku sudah merit semua sekarang, hanya aku saja yang belum beberapa
diantaranya sudah punya anak…hmmmm…
Aku
juga jarang bergaul, temanku sedikit, itu kenapa sebab aku butuh dia, butuh…
Aku
bukan tidak laku aku hanya enggan gonta-ganti pacar dan menyesuaikan diri
dengan orang baru lagi, aku menerima dia apa adanya, tak peduli walau dia
pemarah, egois, pencemuru…pokonya aku cinta dia-lah…
******
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus